...DALAM PENGEMBANGAN....

Sabtu, 19 Desember 2009

LATAR BELAKANG GERAKAN PERAK-BAPC

Tingkat kemiskinan di Indonesia saat kini sangat mengkhawatirkan, dimana sekitar 76% dari seluruh masyarakan Indonesia dan 40% dari masyarakat miskin ini hidup dengan mengalami kecacatan. Selain masalah kemiskinan, Indonesia merupakan daerah yang sangat rawan dengan bencana alam seperti longsor, gempa bumi, banjir, badai angin, kekeringan, tsunami, letusan gunung api dan lain-lain. Akibat dari bencana alam ini tidak sedikit menelan korban jiwa dan korban luka-luka dari ringan hingga luka berat, yang mana ini berimbas kepada aspek psikologis traumatik yang cukup dalam, kerusakan tempat tinggal, kerusakan infrastrukturyang mengisolasi lokasi kejadian hingga terhambatnya penangganan dari pemberian bantuan logistik untuk evakuasi korban hingga pasca bencana seperti rehabilitas insfrastruktur dan pemulihan psikologis korban.


Pada dasarnya, manusia adalah mahluk yang bergantung pada orang lain. Sehingga, tidak bisa hidup secara mandiri dan pasti membutuhkan orang lain untuk mengatasi kendala yang ada dalam kehidupannya. Namun setiap manusia tidaklah sama keadaannya, baik dari segi kesejahteraan, keadaan fisik pasti memiliki suatu perbedaan. Adanya Kaya dan Miskin, , Adanya orang sehat dan orang sakit. Dokter butuh pasien, pasien butuh dokter. Guru butuh murid, murid butuh guru. Setiap orang jelas berbeda, orang kaya membutuhkan orang miskin untuk meringankan pekerjaan yang tidak sempat atau tidak bisa dilakukan orang kaya, orang miskin memerlukan orang kaya karena mengharapkan pekerjaan yang akan diberikan oleh orang kaya. Orang sakit membutuhkan orang sehat agar bisa diobati atau dibawa ketempat yang bisa mengobatinya


Kemiskinan, bencana Alam dan penyandang cacat merupakan sebuah ironi jika tidak segera diberikan bantuan berupa pengobatan, terapi psikologis dan terapi fisik, peningkatan kesejahteraan, pemulihan insfrastruktur, Karena dapat berimbas pada aspek sosial dan ekonomi secara kenegaraan. Rakyat kecil merupakan kaum mayoritas di negeri ini, yang mana bukan hanya dari segi kesejahteraan saja yang mengakibatkan mereka tidak mendapatkan sesuatu yang layak, namun dari segi peradilan pun mereka tak sedikit yang di acuhkan. Masih hangat dibenak kita tentang “Mansia Pohon” dari Bandung yang mana kulitnya mengeras akibat dari cairan-cairan kutil yang selalu pecah dan timbul kutil baru, “Manusia Kertas” dari Banten yang mana tubuhnya sangat kurus dan kulitnya selalu kering dan mengelupas, Kasus Prita Mulyasari (sekarang sudah terselesaikan), Kasus Nenek pengambil kakao yang mengambil 3 butir kakao yangdi vonis tahanan rumah selama 5 bulan. Tidak sedikit masyarakat bantaran sungai yang kumuh menjadi penjahat kecil yang meresahkan masyarakat, karena faktor kemiskinan dan ekonomi yang kurang. Daerah kekeringan di Tuban yang selalu tandus, walaupun di daerah lain memasuki musim penghujan, Korban “lumpur” Lapindo yang telantar. Kasus-kasus kesehatan di masyarakat kecil yang cukup memprihatinkan karena belum dapat perhatian dari kita semua seperti Bayi cacat hidrocephalus, balita gizi buruk, Nenek tanpa wajah karena kanker di wajahnya dari Jawa Tengah. Itu hanya sedikit gambaran dari keadaan masyarakat kecil di Indonesia yang masih sagat memerlukan perhatian dan tindak lanjut.


Pembentukan Gerakan Peduli Rakyat Kecil Bencana Alam dan Penyandang Cacat (Gerakan PERAK BAPC) diawali dengan gagasan yang diutarakan diatas oleh kami para mahasiswa dari berbagai jurusan dan bidang study. Pada awalnya ini di awali dengan salah satu Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi yang menjadi pembuka pikiran-pikiran yang menyentuh hati nurani kami. Gerakan PERAK BAPC ini didasari rasa prihatin kami atas semua keadaan yang ada di Indonesia pada Umumnya dan Kota Bandung pada khususnya

0 komentar:

Posting Komentar

 

Friends

[Klik 2x Pada Iklan untuk Menutup Tampilan]

Gerakan PERAK-BAPC Copyright © 2009 Not Magazine 4 Column is Designed by Ipietoon Sponsored by Dezigntuts